Pemerintah Kabupaten Bantaeng melalui Tim Penanaman Modal bersama Instansi teknis Menerima Investor PT. Zarindah Grup perusahaan tersebut bergerak di Bidang Properti/perumahan . Penerimaan ini dilakukan diruang Rapat Sekertaris Daerah Kabupaten Bantaeng. sebelumnya pihak Investor melakukan Survei di Kabupaten Bantaeng untuk melihat kondisi masyarakat dan perkembangan serta pertumbuhan Investasi di bantaeng khusunya Investasi Nikel.

Penerimaan investor ini dilakukan dalam bentuk dengar pendapat dari Investor perihal rencana yang akan dilakukan dalam bentuk prosentasi didepan Tim Penanaman Modal bersama instasi Lainnya. Hadir dalam acara tersebut Pimpinan PT. Zarindah Grup bersama Manajemen . dari pihak Pemerintah Daerah Hadir Kepala Bagian Perekonomian, Kadis Koperasi, Kepala Bapedalla, Dinas PU tata ruang, Dinas Tenaga Kerja, Kepala PTSP, Kepala Desa Nipa-Nipa, PDAM Bantaeng, Kepala Satpol PP, Pertanahan, Dinas DPPKAD dan beberapa Pejabat.


Dalam Pemaparan yang dilakukan oleh Pimpinan Perusahaan didepan pejabat pemerintah daerah . Rencana akan melakukan Investasi bidang Perumahan dikabupaten Bantaeng di wilayah Kota kecamatan Pajukukang, Pemaparan diawali dengan penjelasan sejarah perusahaan, pengalaman dari penjelaan perusahaan yang dipimpinya sudah membanguan sebanyak 4000 unit rumah tersebar di beberapa kota dinataranya kota kendari, Bogor, kab. Gowa , Makassar serta rencana proyek Investasi di Kabupaten Bantaeng. Salah Satu dasar ikspansi usaha di bantaeng dengan hadirnya smelter dimana tingkat kebutuhan dipredisikan meningkat akan kebutuhan perumahan demikian pemamparan. dari penjelasan direktur perusahaan berbagai saran dan masukan dari Tim dan instansi terkait untuk dijadikan Rekomendasi dari Pihak Investor atau pun sebaliknya. Pada Dasarnya Pemerintah sangat Menyambut Baik Kehadiran Investor dengan harapan tetap mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan dengan tetap menamaki prisip pelayanan yang baik. guna menjadi Daerah yang maju sebagai Kota Jasa dan Kota Investasi menuju daerah terkemuka dikawasan selatan sulawesi. 30 Januari 2014 ( Unit Layanan Promosi dan Investasi ).

 


Galeri Photo Rapat Ekspose Investasi Pembangunan Perumahan Permata Zarindah Bantaeng















Pemerintah kabupaten Bantaeng menerima tamu dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Pusat . Rombongan diterima di ruang kerja Bapak Sekertaris Daerah Kab. Bantaeng. Kehadiran Tim dari BKPM guna melihat secara langsung potensi unggulan daerah. Dan perkembangan infrastruktur guna menarik investasi ke daerah. Hadir diantaranya perwakilan instansi teknis, Asisten 2, Kabag.

Perekonomian, Kepala PTSP, Dinas Parawisata btg, Tata ruang, Dinas Perindutrian dan perdagangan. Sebelumnya tim menerima penjelasan dari instansi terkait sehubungan dengan potensi daerah diruang kerja Sekda dan Asisten 2 . Selanjutanya melakukan kunjungan ke lapangan diantaranya kawasan industri btg, Pantai Marina, Rumah Sakit, BSB dan Pelabuhan Mattoangin. Tim sangat mengapresiasi potensi daerah kabupaten bantaeng dan insya allah akan melakukan kunjungan selanjutnya. 29 januari 2014.




Dirut PLN, Nur Pamudji (kedua kiri) bersama Bupati Bantaeng, H.M. Nurdin Abdullah (ketiga kiri) dan 3 Investor Smelter usai penandatanganan MoU, Sabtu (22/6) di Bantaeng, Sulawesi Selatan.(Bantaeng, 22/6) PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjadi salah satu motor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyediaan tenaga listrik. PLN siap melayani para investor, khususnya yang bergerak di bidang investasi untuk pertambangan dan berencana akan membangun pabrik pengolahan biji nikel (Smelter) di Sulawesi Selatan. Wujud kesiapan PLN untuk mendukung hilirisasi usaha tambang mineral nasional diantaranya adalah dengan rencana PLN dalam menyalurkan listrik dengan total daya 134 Mega Watt (MW) bagi 3 perusahaan pertambangan  nikel yang akan membangun smelter di kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.


Kesiapan PLN dalam menyalurkan listrik untuk kebutuhan Smelter di Bantaeng tersebut, tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) tentang penyaluran tenaga listrik yang dilakukan oleh PLN dengan Pemerintah Kabupaten Bantaeng dan 3 investor pertambangan nikel, yaitu masing-masing :
1. PT Titan Mineral Utama (60 MW),
2. PT Cinta Jaya (35 MW), dan
3. PT Cheng Feng Mining (39 MW).
Penandatanganan MoU rencana PLN memasok listrik untuk kebutuhan industri smelter di Bantaeng, dilakukan pada hari ini, Sabtu (22/6) oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dan Bupati Bantaeng, H.M. Nurdin Abdullah, masing-masing dengan Direktur Utama PT Titan Mineral Utama, Warsito Hans Tanudjaya, Direktur Utama PT Cinta Jaya H.M. Yunus Kadir dan Direktur Utama PT Cheng Feng Mining, Mr. Chen Fu, di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Semakin handalnya pasokan listrik di beberapa daerah, menjadikan PLN siap dalam memberikan pasokan listrik untuk industri-industri skala besar yang merupakan bentuk nyata dari PLN dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah Sulawesi Selatan, khususnya di kabupaten Bantaeng.
Rencananya, smelter pada ketiga perusahaan ini akan dilayani dengan layanan khusus sehingga dapat menjamin kualitas keandalan pasokan yang lebih baik. Terkait bentuk layanan khusus yang dimaksud akan dinegosiasikan secara business to business dan akan dituangkan lebih lanjut dalam Perjanjian Kerjasama Penyaluran Tenaga Listrik (”PKS”).

Mengingat sifat beban smelter yang sangat spesifik, maka PLN akan terlebih dahulu melakukan kajian menyeluruh terkait dengan pemakaian listrik terkini pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, serta mengkaji dampak pemakaian beban terhadap keandalan atau kualitas sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan serta hal-hal teknis lainnya.
Menjamurnya industri smelter nikel ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah bahwa mineral tidak boleh lagi diekspor dalam bentuk mentah. PLN mendukung sepenuhnya pengembangan industri smelter di  Sulawesi Selatan.

Sebelumnya, PLN juga telah melakukan penandatanganan 3 buah MoU untuk rencana penyediaan listrik bagi kebutuhan Smelter di Bantaeng, yaitu masing-masing dengan :
1. PT Bhakti Bumi Sulawesi, dengan total daya listrik yang dibutuhkan 120 MW,
2. PT Eastone Mining and Mineral Mining dengan kebutuhan daya 70 MW, dan
3. PT Macro Link Internasional Mining dengan kebutuhan daya 300 MW.
Dari ketiga MOU tersebut diatas,yang sudah memasuki tahapan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Penyaluran Tenaga Listrik (PKS) adalah PT.Bhakti Bumi Sulawesi, dimana kebutuhan untuk tahap I adalah 30 MW. Penandatanganan PKS antara PLN dengan PT.Bhakti Bumi Sulawesi juga dilakukan pada kesempatan yang sama dengan penandatanganan MoU hari ini.

Dengan ditandanganinya nota kesepahaman bersama industri skala besar, maka semakin memperlihatkan kepercayaan para pelaku bisnis dan industri serta kalangan investor pada kemampuan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan tingkat mutu layanan yang lebih tinggi dari standar PLN saat ini.
Bupati Bantaeng, H.M. Nurdin Abdullah mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng memandang pentingnya kepastian pasokan listrik untuk menghadirkan investor dalam memajukan pembangunan di Bantaeng.

“Semua investor yang akan melakukan investasi di Sulawesi Selatan, terutama di Bantaeng sangat membutuhkan kepastian dukungan pasokan listrik, termasuk untuk pembangunan smelter untuk pengolahan biji nikel. Oleh karena itu, kami berterima kasih secara khusus kepada Bapak Nur Pamudji, selaku Direktur Utama PLN dan juga PLN secara umum atas komitmen dan kesiapan PLN untuk menyediakan listrik kepada investor yang akan membangun smelter di Bantaeng” ujar Bupati Bantaeng, H.M. Nurdin Abdullah.
Kehadiran Direktur Utama PLN, Nur Pamudji yang langsung datang ke Bantaeng untuk melakukan penandatangan MoU ini, adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap peranan dari Bupati dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang begitu kooperatif dan bersifat terbuka terhadap upaya mendorong tumbuhnya investasi di daerah, termasuk dalam hal kerjasama dengan para investor mewujudkan kehadiran industri smelter di Bantaeng. Pertumbuhan ekonomi di Bantaeng diharapkan akan semakin cepat dengan kehadiran industri smelter, dan juga akan membuka peluang terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Jika ditanya para investor tentang dimana lokasi yang tepat untuk membangun smelter, maka saya akan menyebut di Sulawesi Selatan, dan kalau di Sulawesi Selatan, maka lokasinya adalah di Bantaeng. Kenapa? Karena Bupati Bantaeng adalah salah satu contoh kepala daerah yang sangat aktif dan responsif dalam mendukung tumbuhnya iklim investasi, karena benar-benar mengambil posisi melayani ketimbang dilayani, sehingga para investor menjadi lebih mudah melakukan proses investasi dan tertarik menanamkan modalnya untuk membangun smelter, selain tentunya karena kondisi pasokan listrik di sistem Sulawesi Selatan yang saat ini sangat mencukupi” sebut Direktur Utama PLN, Nur Pamudji.

GM PLN Sulselrabar, Yudi Winardi Widjaja, menyebutkan bahwa  hingga Mei 2013, daya mampu sistem kelistrikan Sulawesi Selatan mencapai 1.108 MW dengan beban pemakaian listrik rata-rata mencapai 833 MW. “Saat ini, sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, terdapat cadangan daya listrik sekitar 275 MW atau 33% dari total daya mampu pembangkit yang ada, yaitu 1.108 MW dibanding beban listrik yang mencapai 833 MW. Oleh karena itu, PLN siap memasok kebutuhan listrik untuk kebutuhan smelter di Bantaeng” ujar GM PLN Sulselrabar, Yudi Winardi Widjaja.

Komitmen PLN untuk memasok listrik bagi industri skala besar ini juga menunjukkan bahwa PLN proaktif untuk mampu menyiapkan listrik dengan kapasitas besar dan kualitas tinggi. Terlebih bagi industri yang mengolah dan memurnikan hasil penambangan di dalam negeri, sesuai dengan tuntutan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Menteri ESDM No 7 Tahun 2012 tentang Pelarangan Ekspor Bahan Tambang Mentah. Dengan demikian, PLN dapat memberikan dukungan penuh bagi perkembangan sektor industri dan bisnis yang akan menjadi lokomotif kemajuan ekonomi Indonesia.



 
Bantaeng, 08/12 – 2013 -   Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin limpo mengatakan, kebesaran Sulsel menjadi provinsi terbaik nasional dengan pertumbuhan ekonomi 8,64 persen berkat kontribusi besar Kabupaten Bantaeng.
‘’Sulsel berhasil meraih penghargaan tertinggi Pataka dari pemerintah pusat karena sumbangan terbesar dari Kabupaten Bantaeng. Daerah ini member kontribusi pertumbuhan ekonomi 8,9 persen,’’ katanya pada puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantaeng ke 759 yang digelar di lapangan Pantai Seruni, Minggu (8/12).
 
Gubernur pada peringatan yang ditandai penandatanganan prasasti dimulainya produksi pupuk lepas lambat SRF hasil kerjasama Pemda Kabupaten Bantaeng dengan BPPT tersebut mengatakan, provinsi berhasil bila seluruh kabupaten/kota berhasil.
 
Demikian pula dengan Indonesia, bila seluruh provinsinya berhasil, maka banga ini juga akan berhasil, tambahnya seraya mengatakan, keberhasilan suatu  daerah diraih bila ada rasa aman, damai, dan tentram di tengah masyarakat.
Untuk mencapai hal itu, pemerintahan harus baik dan ini hanya bisa diraih bila pemimpinnya baik yaitu pemimpin yang berpihak kepada kepentingan rakyat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ia kemudian memuji masyarakat Bantaeng yang dinilainya mampu mempertahankan nilai budaya yang merupakan akumulasi dari kebiasaan yang menghasilkan kemaslahatan.
 
Ciri budaya yang mempersatukan seluruh energy tersebut dikenal dengan kalimat appa sulapa (empat lapisan) yang menyatukan yani agama, etika, kecerdasan dan kerja keras.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah peringatan hari jadi Bantaeng ke 759 merupakan symbol kematangan untuk membangkitkan akselerasi sector pembangunan dalam rangka mengembalikan kejayaan Bantaeng.
Karena itu, upaya pembangunan ekonomi kreatif perlahan tapi pasti akan diraih melalui berbagai terobosan yang diprogramkan Gubernur Sulsel dan diaplikasi di Bantaeng.
 
Ia berharap, pelaksanaan program tersebut mampu menempatkan daerah berjuluk Butta Toa menjadi lokomotif pembangunan di bagian selatan Sulsel dengan berbasis pembangunan desa.
Khusus mendorong program pertanian, Pemda Kabupaten Bantaeng telah mendorong penangkaran benih berbasis teknologi agar usaha di bidang pertanian juga turut menjadi usaha yang menjanjikan.
 
Hal itu juga ditunjang kehadiran industry pupuk lepas lambat (SRF/Slow Release Fertiliser). Selain sektor pertanian, pemda juga mendorong pengembangan sektor pariwisata mulai dari pesisir dalma bentuk wisata pantai hingga ke pegunungan dengan mengembangkan wisata agro. 
 
Bupati HM Nurdin Abdullah juga melaporkan delapan perusahaan yang berminat membangun industry pengolahan bijih nikel (Smelter). Dari jumlah tersebut, 3 sudah melakukan pembebasan lahan.
PT Titan bahkan sudah dalam tahap pembangunan. Industri dengan investasi berjumlah Rp 4,5 triliun ini diharapkan pada 2015 sudah berproduksi, ujarnya.
 
Sebelumnya, Ketua DPRD Bantaeng Hj Novita Langgara membacakan riwayat singkat Kabupaten yang bertetangga Kabupaten Jeneponto, Blukumba, Gowa dan Sinjai 








Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur ingin memperluas kerjasama dengan Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), terutama di bidang pertanian.


"Pendapatan dari sektor pertanian selama ini masih berada di urutan kedua dibanding perdagangan dan hotel padahal potensi lahan cukup memadai," kata Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto ketika melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bantaeng, Senin (18/11/2013).

Bupati pada kunker tersebut  disertai Ketua Tim Penggerak PKK Hj Umi Kalsum Dadang Wigiarto, Sekda H Saifullah, Ketua Dharma Wanita Situ Uswatun Hasanah Saefullah.

Menurut Dadang, pihaknya sudah banyak mendengar tentang perkembangan Bantaeng, termasuk melalui media. Dari aspek geografis Situbondo dan Bantaeng sama.

"Kami mendapat informasi, Bantaeng dan Situbondo sama-sama pernah menjadi daerah tertinggal. Sama-sama punya pantai, daratan dan pegunungan. Karena itu, kami ingin belajar banyak dan mencoba mengembangkan jaringan agar bisa tumbuh bersama," ujarnya.

Hanya saja, terang Dadang, tipologi masyarakatnya mungkin beda sebab Situbondo dengan penduduk 659 ribu jiwa, kadang menyulitkan pengaturan Jamkesda karena bila ada program kemiskinan, maka mendadak banyak yang mengaku miskin.

Dari sisi APBD, Situbondo yang semula Rp648 miliar, kini meningkat di atas Rp1 triliun dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen menjadi 5,5 persen.

Tahun 2014, Pemda merencanakan membentuk minapolitan. Selain itu Resi gudang yang ada juga tidak bisa dimanfaatkan karena kurangnya respon dari petani. Situbondo memiliki panjang pantai 150 km dengan pengembangan berbagai jenis ikan kerapu.

Untuk itu, ia berharap kepada seluruh jajarannya yang turut dalam Kunker ini agar menggali lebih banyak, belajar dan timba ilmu agar dapat diterapkan di Situbondo.

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik kunker yang dilakukan jajaran Pemda Situbondo ke kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulsel.

Menurut Nurdin, daerah terkecil di Sulsel ini keluar dari Kementerian Pemberdayaan Daerah tertinggal pada 2010 dengan pertumbuhan ekonomi 5,7 persen.

Namun berkat kerja keras, pertubuhan ekonomi tersebut meningkat tajam menjadi 8,9 persen pada 2012 dengan jumlah penduduk 190 ribu jiwa. Kini, Bantaeng tumbuh 74 persen dari sektor pertanian melalui system penanaman Legowo 21.

Di desa, jelas Nurdin, juga dibentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang dibekali modal Rp100 juta untuk merangsang produksi masyarakat desa.

Pengembangan tersebut didasarkan pentingnya pangan ke depan. "Orang bisa saja menunda beli mobil, tapi untuk makan tentu tidak bisa ditunda," urainya







Bantaeng, 7/12 – Wakil Gubernur Sulsel H Agus Arifin Nu’mang memuji peningkatan investasi di Kabupaten Bantaeng yang ditandai penandatanganan naskah kerjasama Memorandum of Understanding (MOU) antara Pemda dengan para investor yang bernilai total Rp 2,9 triliun. Menurut Wagub, investasi yang masuk ke Butta Toa tersebut jelas akan mendongkrak ekonomi Sulsel, katanya pada peringatan Hari Jadi ke 758 Kabupaten Bantaeng yang dipusatkan di gedung Balai Kartini Bantaeng, 
Jum,at (7/12). Masih menurut Agus Arifin Nu’mang, Kabupaten Bantaeng di tangan HM Nurdin Abdullah telah membuat masyarakat Bantaeng lebih terhormat dengan mengeluarkan daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar dari catatan daerah tertinggal di Indonesia. ‘’Ini sangat luar biasa dan membanggakan,
’’ tuturnya seraya menyebut angka pengangguran dan kemiskinan yang semakin berkurang bahkan mencatat rekor terendah di Indonesia dengan angka 4 persen. Keberhasilan tersebut juga karena ilmu yang dimiliki Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah sama dengan ilmu mantan Gubernur Sulsel Prof Ahmad Amiruddin yang dikenal dengan program perwilayahan komoditas, perubahan pola pikir dan petik olah jual. Ia berharap,
 masyarakat Bantaeng tetap memberi dukungan kepada pemimpinnya untuk mewujudkan daerah ini menjadi pertumbuhan ekonomi baru di bagian selatan Sulsel. Sebelumnya, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah melaporkan pembangunan berbagai sektor yang dilakukan secara bahu membahu seluruh komponen masyarakat. Ini dilakukan untuk  


menjadikan daerah ini sebagai destinasi baru di selatan Sulsel dan menjadi kabupaten benih berbasis teknologi. Sejumlah pengembangan komoditi juga telah dilakukan seperti pengembangan talas sebagai makanan alternative. 
Pengembangan komoditi tersebut ditunjang laboratorium kultur jaringan yang merupakan laboratorium satu-satunya di luar jawa. Demikian pula dengan pembangunan industri pupuk berimbang Slow Releasi Fertility (SRF) yang dilakukan bekerjasama BPPT. Industri pupuk tersebut akan beroperasi 2013 dengan kapasitas produksi 10 ribu ton yang diharapkan berproduksi mulai 2013. Di bidang pendidikan, 
juga telah dirasakan manfaatnya melalui peningkatan indicator pendidikan di daerah ini. Di bidang kesehatan, Pemda telah membentuk Brigade Siaga Bencana (BSB) yang mampu menurunkan angka kematian ibu dan akan serta kematian akibat kecelakaan. Pemda juga telah menyiapkan fasilitas wisata Pantai Marina Korong Batu serta wisata agro di Kecamatan Ulu Ere. Kedua fasilitas wisata itu telah memberi kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Keberhasilan yang telah dicapai selama ini merupakan hasil kerja harmonis semua pihak,
 termasuk para wakil rakyat di DPRD Bantaeng. Nurdin memberi gambaran pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8,43% dengan pendapatan perkapita yang meninjan menjadi Rp 12,2 juta serta angka pengangguran yang sangat rendah 4%. Selain itu, angka kemiskinan berada di bawah 10 persen atau di bawah rata-rata nasional, urainya.(Bid.Perekonomian)