Sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal dan Tata Cara Pengisian Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Tahun 2014 yang diadakan oleh Bagian Perekonomian Setda Bantaeng pada hari Selasa 29 April 2014 di Hotel Akhriani Bantaeng.
Sosialisasi ini dibuka oleh Bapak Asisten II Bidang Ekbang yang didampingi oleh Kabag Perekonomian dan Kasubag Penanaman Modal bagian Perekonomian Setda Bantaeng.

Ketua CSR Prop.Sul Sel,Bapak Muhammad Nuralam SH.MH yang membawakan materi tentang Kebijakan Penanaman Modal menurut Undang- undang dan Kasubid Pemantauan dan Pembinaan BKPMD Prop.Sul Sel yang mengajarkan tata cara pengisian laporan kegiatan Penanaman Modal.

Sosialisasi ini berlangsung selama 1 hari yang dihadiri oleh beberapa instansi diantaranya Kepala kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu,Polisi Pamong Praja,Bappeda ,badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah,Pertanahan dan Staf Bupati Bantaeng.

Sosilisasi ini juga dihadiri oleh Pimpinan Perumahan The Green Garden Bonthaink dan PT. Global Seafood.
















Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan tata cara pengisian LKPM BKMD Propinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Bantaeng.

Konsinyering pengendalian pelaksanaan penanaman modal dan tata cara pengisian LKPM BKPMD Propinsi sul-sel bekerja sama dengan pemda bantaeng bertempat di hotel akhriani 29 april 2014. konsinyering dihadiri oleh 6 kabupaten diantaranya Kab.Bantaeng,sinjai,takalar,bulukumba,jeneponto,selayar yang berpusat di bantaeng. 



keg.konsinyering pengawasan penanaman modal yg kita laksanakan memiliki makna tersendiri bagi pemerintah kab.bantaeng serta mendukung visi kab.bantaeng. keg.ini sbg upaya untuk melakukan koordinasi dan saling tukar informasi antara pemerintah daerah dalam hal pengendalian penanaman modal. tujuan pelaksanaan keg.ini diantaranya melaksanakan pemaantauan, pembinaan dan pengawasan sesuai hak,kewajiban, dan tanggung jawab. kegiatan ini dibuka oleh asisten II bid. ekonomi, dihadiri kabag ekonomi,kasubag Penanaman modal, dan , Dinas perindag (tjinjing Tompo) dan 4 perusahaan diantaranya PT.Titang milenium, PT ceng Peng 
 











Peserta Konsinyering

Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan tata cara pengisian LKPM BKMD Propinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Bantaeng.

















 
 Bantaeng, 21/04 – 2014 . PT Solusi Tunas Pratama. Tbk membangun tower jaringan telekomunikasi di Kabupaten Bantaeng. 
 
Tower berupa menara yang terdiri atas Monopole, Mini Tower, Tower + Antena GSNM dan Antena Microwave + Shelter ( CKD) + Perangkat GSM dan Radio + Perangkat untuk catuan daya listrik ( PLN ) tersebut mengambil lokasi di Panaikang, Kelurahan Bonto Manai Kecamatan Bissappu Bantaeng.
 
Hal itu terungkap dalam ekspose yang dilakukan perusahaan tersebut di depan para pejabat Pemkab Bantaeng di ruang rapat Setda, Kamis (17/4). Para pejabat yang hadir masing-masing Asisten II Ir Muh Hero, Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Syahrul Bayan, Kepala Bagian Perekonomian Ratna Lantara, Kasubid Penanaman Modal Perekonomian  Ahmad Yani.
Selain itu, hadir pula Kepala Ranting PT  PLN (Persero) Suaib, Dirut PDAM Muhammad Ilyas, Kepala Bapedalda Abdullah Taibe, Kepala Pelayanan Satu Pintu (Sintap) Tafsir, Camat Bissappu, Camat Sinoa Jamaluddin, Lurah Bonto Manai, Kabid Bidang Pendapatan PPKAD, Perwakilan Dinas Perhubungan dan Infokom, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan pejabat Kantor Pertanahan.
 
 Manager PT Solusi Tunas Pratama …. Mengatakan, pihaknya turut berperan di bidang pembangunan perangkat GSM dan CDMA dan pembangunan infrastruktur lainnya, terutama yang menunjang jaringan perangkat telekomunikasi.
 
Hal tersebut telah dilakukan dalam 5 tahun terakhir bekerjasama beberapa operator telekomunikasi besar di Indonesia. Kini, kami ingin menjalin kerjasama dengan Pemda Kabupaten Bantaeng untuk pembangunan tower telekomunikasi di daerah ini, jelasnya.   
Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Syahrul Bayan pada kesempatan itu mengapresiasi kerjasama yang sudah dilakukan PT Solusi Tunas Pratama atas pembangunan fasilitas telekomunikasi di Bantaeng.
 
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi siap dengan BPJS Ketenagakerjaan, tambah Syahrul yang juga mantan Kabag Humas dan Protokol Pemda Kabupaten Bantaeng. 
Kepala Bapedalda Abdullah Taibe  berharap pembagunan proyek ini memenuhi aturan “jalur hijau” yang telah ditetapkan Pemda. Aturan tersebut antara lain, harus ada izin prinsip yang di keluarkan dinas terkait. 
 
Hal senada juga dikemukakan Dirut PDAM Bantaeng Muhammad Ilyas. ‘’Selama ini,  PDAM juga tidak ada hambatan dalam suplai air bersih ke lokasi yang dimaksud,’’ urainya. (hms)


“Tahun 2013 manajemen PT Solusi Tunas Pratama (STP) Tbk. siap menjalankan strategi pertumbuhan bisnis 50% dengan cara penambahan tower secara organik dan akuisisi,” ujar Nobel Tanihaha, Direktur Utama STP. Setiap tahun biasanya jumlah tower bertambah sekitar 6.000-an tower.

Sekadar informasi, STP menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 50% dari estimasi pencapaian pendapatan 2012.Tahun lalu pendapatan naik 50% atau sekitar Rp 496,5 miliar dari pendapatan tahun 2011 sekitar Rp 331 miliar. Kenaikan itu ditopang dari pertumbuhan menara (tower) perseroan.

Bulan Oktober 2011, STP telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode “SUPR”. Tahun 2012, perseroan melaksanakan rights issue atas 135 juta lembar saham. Untuk meningkatkan kinerjanya, STP mengakuisisi PT Platinum Teknologi yang berinvestasi pada jaringan Fiber Optic Network dan Microcell Pole yang membawa perseroan menjadi salah satu dari tiga perusahaan yang diberikan izin oleh pemerintah DKI Jakarta untuk mengoperasikan Microcell Pole di Jakarta. Hingga saat ini, perseroan memiliki jaringan fiber optic sepanjang kurang lebih 900 km yang berada di Jakarta, Bandung dan submarine Batam – Singapura.

Sampai dengan tahun 2012, STP telah mengoperasikan 2.246 sites, dengan 3.459 penyewaan. Tower tenancy ratio  STP sebesar 1.62x di akhir tahun 2012, dimana masih tersedia peluang yang cukup tinggi untuk perseroan meningkatkan pertumbuhan penyewaan secara kolokasi. “Sebesar 70% portofolio kami berlokasi strategis di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang merupakan daerah dengan kepadatan tertinggi akan penduduk dan kebutuhan sarana telekomunikasi,” kata Nobel Tanihaha, Direktur Utama PT Solusi Tunas Pratama Tbk.

Seiring dengan berkembangnya bisnis, pendapatan STP pada kuartal III tahun 2012 tercatat Rp 351 milliar. Pendapatan ini merupakan hasil dari pertumbuhan penyewaan selama tahun 2012 yang mengalami kenaikan sebesar 63% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sejumlah 2.117 penyewaan menjadi 3.459 penyewaan. “Hal ini juga seiring dengan perkembangan sites kami yang mengalami pertumbuhan sebanyak 57% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sejumlah 1.428 menjadi 2.246,” Nobel  menambahkan.
STP didirikan tahun 2006, dengan pertumbuhan sektor telekomunikasi yang sangat pesat mendorong permintaan untuk infrastruktur jaringan. Sejak awal, STP berusaha untuk memperluas usaha melalui pengembangan dan pembangunan menara telekomunikasi serta akuisisi menara yang ada lainnya. 

LEAVE A REPLY







 

Kinerja PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (STP), perusahaan yang bergerak di bidang usaha penunjang telekomunikasi yang meliputi penyediaan, pengelolaan dan penyewaan menara selama tahun 2011 positif. Lihat saja laporan keuangannya menunjukkan bahwa pendapatan naik dari Rp 286,4 milliar tahun 2010 menjadi Rp 330,9 milliar pada 2011. Peningkatan ini dikarenakan pertumbuhan penyewa menara STP yang mencapai 35%, dari 1.571 penyewa tahun 2010 menjadi 2.114 penyewa selama 2011. Rasio penyewaan menara mencapai 1,61 kali pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 1,37 kali.

Lebih jauh, awal tahun 2012 STP telah berhasil mengakuisisi PT Platinum Teknologi yang memiliki jaringan serat optik dan micro cell di kawasan Jakarta. Akusisi ini bertujuan untuk menjawab permintaan dan tantangan yang sedang dihadapi oleh sebagian besar pelanggan STP. Dengan adanya jaringan serat optik ini,STP dapat memperkuat solusi tambahan, seperti BTS hotel dan koneksi last mile dan backhaul, menjadikan Perseroan sebagai one stop solution untuk permasalahan infrastruktur telekomunikasi di daerah padat perkotaan, khususnya Jakarta.

Nobel Tanihaha, Direktur Utama STP, mengatakan, strategi STP saat ini adalah fokus pada pengembangan portofolio menara telekomunikasi di daerah perkotaan yang berpenduduk padat, untuk memenuhi peningkatan permintaan kapasitas dan jangkauan jaringan pada pelanggan perkotaan terhadap telekomunikasi nirkabel dan layanan broadband nirkabel.
Tahun ini, STP mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar. Dana ini bersumber dari pinjaman bank, sisa dana hasil penawaran umum saham perdana, plus kas internal. “Hingga sekarang dana belanja modal tersebut telah digunakan sekitar 45 – 50% dari target belanja modal 2012 sebesar Rp 500 miliar,” Nobel menambahkan. Bahkan, dana capex tersebut tidak tertutup kemungkinan untuk akuisisi yang tidak besar.

PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (STP) perusahaan yang bergerak di bidang usaha penunjang telekomunikasi, seperti penyediaan, pengelolaan dan penyewaan menara, melepas 100 juta lembar sahamnya ke publik atau sekitar 16,7 % dari seluruh jumlah saham setelah IPO dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar saham.
Direktur Utama STP, Nobel Tanihaha, menjelaskan, dari seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, sebanyak-banyaknya 5% akan dialokasikan kepada manajemen dan karyawan perusahaan dalam program Management and Employee Stock Allocation (MESA).

Masa Penawaran Umum direncanakan akan berlangsung pada tanggal 3 – 5 Oktober 2011, dan mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Oktober 2011.
Direktur Utama PT Ciptadana Securities Ferry Tanja menambahkan, “Kami optimistis saham STP diminati oleh investor karena kebutuhan menara telekomunikasi yang masih tinggi. Menara yang dikelola oleh STP sebagian besar terletak di daerah – daerah strategis yang sangat diminati oleh banyak perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Hal tersebut merupakan daya tarik calon investor saham perseroan.”
STP akan menggunakan dana yang diperoleh dari IPO, sekitar 35% untuk membiayai investasi pembangunan menara dan/atau penambahan sites telekomunikasi baru, sekitar 50% untuk akuisisi dan sisanya sekitar 15% untuk modal kerja.

Nobel mengaku, hingga saat ini perusahaannya memiliki menara telekomuikasi independen terbanyak di wilayah Jabodetabek. STP juga memiliki perjanjian kerja sama jangka panjang dengan 8 perusahaan telekomunikasi terkemuka dan 1 penyedia WIMAX di Indonesia. “Dengan tim manajemen yang berpengalaman, kami yakin dapat berkembang lebih pesat lagi” tambahnya.

STP didirikan sejak tahun 2006. Dengan pertumbuhan sektor telekomunikasi yang sangat pesat, STP mengembangkan portofolio menara telekomunikasi dengan mengakuisisi menara telekomunikasi yang ada dan membangun menara telekomunikasi baru secara build-to-suit . Per tanggal 31 Maret 2011, portofolio menara telekomunikasi STP adalah sebanyak 1.121, dengan 836 menara telekomunikasi atau 75% dari seluruh menara telekomunikasi berlokasi di Jabodetabek.


Nobel Tanihaha, Presiden Direktur PT. Solusi Tunas Pratama, Tbk (dua dari kanan)
Nobel Tanihaha, Presiden Direktur PT. Solusi Tunas Pratama, Tbk (dua dari kanan)

Sebagai perusahaan penunjang telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP) terus berupaya untuk memperluas bisnisnya. Dalam menghadapi tahun 2014 mendatang, STP telah memiliki sejumlah rencana agar mampu mencapai targetnya, diantaranya dengan kembali membangun 1000 tower dengan investasi Rp 1,3-1,4 per tower. Angka ini lebih besar dari investasi yang diperlukan sebelumnya yang besarnya Rp 1,1 – 1,2 miliar per tower.

Menurut Nobel Tanihaha, Presiden Direktur STP, depresiasi rupiah tidak begitu dirasakan pada akhir tahun 2013. Tetapi, depresiasi tersebut diperkirakan akan mulai terasa pada tahun depan sehingga ongkos pembangunan tower pun diperkirakan mengalami kenaikan. Adapun untuk pembangunan tower, ia menambahkan bahwa dananya bersumber dari kas internal dan pinjaman. “Kami masih ada suplus available cash US$ 100 juta,” ujarnya.

Dengan rencana pembangunan 1000 tower ini, tahun depan dipastikan STP akan memiliki 3900 mengingat jumlah towernya tahun ini sudah mencapai 2900 tower dengan klien terbesar para operator telekomunikasi seperti Telkomsel, XL Axiata dan Indosat yang merupakan jaringan GSM yang masih cukup progresif. Sementara itu, jaringan CDMA menurutnya cenderung mengalami penurunan.

Selama 2013 ini, STP mencatatkan pertumbuhan bisnisnya mengalami kenaikan sebesar 50-60% dengan total revenue lebih dari 800 miliar.Tahun 2014 mendatang, STP mentargetkan bisa memperoleh pencapaian seperti yang telah dicapainya pada 2013 seiring dengan kebutuhan telekomunikasi yang masih terus naik, terlebih potensinya yang juga dinilai masih besar.

Selain mengumumkan agendanya mendatang untuk tetap berada pada core bisnisnya sebagai penunjang telekomunikasi diantaranaya dengan penambahan tower serta rencana masuk bisnis data network, STP juga mengumumkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Dalam rapat tersebut, terdapat sejumlah agenda yaitu perubahan pasal 16 Anggaran Dasar Perseroan mengenai Dewan Komisaris, persetujuan atas perubahan susunan direksi dengan pengangkatan Direktur STP yang baru Tommy Gustavi Utomo dan perubahan susunan dewan komisaris dengan pengangkatan Ludwig Indrawan sebagai wakil Komisaris Utama STP.

PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP) perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur telekomunikasi yang meliputi penyediaan, pengelolaan dan penyewaan menara menawarkan harga Rp 3.200-3.800 per saham atas 100 juta lembar saham atau 16,7% saham yang dilepas melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Direktur Utama STP Nobel Tanihaha dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (20/9) mengatakan, dari seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO sebanyak-banyaknya 5% akan dialokasikan kepada manajemen dan karyawan Perseroan dalam program Management and Employee Stock Allocation (MESA).

STP akan menggunakan dana yang diperoleh dari IPO, sekitar 35% untuk membiayai investasi pembangunan menara dan/atau penambahan sites telekomunikasi baru, sekitar 50% untuk akuisisi dan sisanya sekitar 15% untuk modal kerja.

Sebagai tambahan, hingga saat ini STP memiliki menara telekomunikasi independen terbanyak di wilayah Jabodetabek.  STP juga memiliki perjanjian kerjasama jangka panjang dengan delapan perusahaan telekomunikasi terkemuka dan satu penyedia WIMAX di Indonesia.

PT Ciptadana Securities adalah badan penjamin pelaksana emisi yang bertindak dalam IPO ini. Masa penawaran umum direncanakan akan berlangsung pada 3-5 Oktober 2011 dan  mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Oktober 2011.

Sementara itu, Direktur STP Juliawati Gunawan menargetkan dapat meraih pendapatan sebesar Rp 300 miliar pada 2011. Target itu tercetus seiring peningkatan jumlah tenant. “Ada peningkatan tenant mempengaruhi peningkatan pendapatan kita yang dapat mencapai di atas Rp 300 miliar.” ujarnya.

Perseroan saat ini sedang dalam proses melakukan akuisisi menara dan pembangunan menara. Dengan akuisisi ini perseroan menargetkan pendapatan dapat bertumbuh 20-30% pada 2012. Seperti diketahui, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp 286,36 miliar dan laba bersih sebesar Rp 230,41 miliar pada 2010.

Menara telekomunikasi.
Menara telekomunikasi.
 
Jakarta - Perusahaan menara telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) pada 2014 akan kembali membangun 1.000 tower dengan nilai investasi sekitar Rp 1,5 triliun.
Pembangunan tower itu sama dengan yang dilakukan pada tahun ini.

"Mayoritas ada di Pulau Jawa," kata Presiden Direktur PT Solusi Tunas Pratama Tbk, Nobel Tanihaha rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan di Jakarta, Senin (9/12).

Dia mengatakan, biaya pembangunan tower pada tahun 2014 diperkirakan meningkat menjadi sekitar Rp 1,3-1,4 miliar per tower. Bandingkan dengan tahun 2013 yang biayanya hanya Rp 1-1,2 miliar per tahun.
Menurut dia, kenaikan ongkos pembangunan tower tersebut tak lepas dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai gambaran, bisnis menara telekomunikasi sebagian besar masih menggunakan bahan baku yang didatangkan dari luar negeri. Imbas pelemahan rupiah, ongkos produksi dipastikan meningkat. "Kami berharap rupiah akan membaik di 2014," kata Nobel.

Menurut Nobel, dana pembangunan tower bersumber dari kas internal perseroan dan pinjaman perbankan. "Kita sudah punya pinjaman sebesar US$ 100 juta, tinggal kita tarik dari perbankan. Sedangkan sisanya dari kas internal kita," ucap Nobel.
Sebelumnya, pada akhir tahun lalu perseroan mendapat pinjaman perbankan senilai US$ 100 juta dengan lead Standard Chartered Bank dan DBS.

Nobel mengatakan, dengan pembangunan 1.000 tower pada tahun depan, maka perseroan dipastikan akan memiliki 3.900 tower pada 2014. "Sepanjang tahun ini, kita punya 2.900 tower. Jadi tinggal ditambah saja dengan tower yang akan kita bangun tahun depan," tutur Nobel.
Saat ini, klien terbesar Solusi Tunas Pratama adalah PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk dan PT Bakrie Telecom Tbk.

Pada kesempatan itu, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) menambah jajaran Dewan Direksi dan merubah posisi Dewan Komisaris. Perubahwan Dewan Direksi dan Komisaris baru.
Perseroan mengangkat Tommy Gustavi Utomo sebagai Direksi perseroan yang baru dan mengangkat Ludwig Indrawan sebagai Wakil Komisaris Utama Independen dari posisi sebelumnya yang berposisi sebagai Komisaris.

Berikut susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi SUPR yang baru:
Komisaris Utama: Jennivine Yuwono
Wakil Komisaris Utama Independen: Ludwig Indrawan
Komisaris: Thong Thong Sennelius
Komisaris Independen: Muhammad Senang Sembiring
Komisaris Independen: Erry Firmansyah
Direktur Utama: Nobel Tanihaha
Direktur: Eko Abdurrahan Saleh
Direktur: Juliawati Gunawan
Direktur: Yan Heryana
Direktur: Tommy Gustavi Utomo